22 Gunung Berpotensi Bahaya di Indonesia
22 Gunung Berpotensi Bahaya di Indonesia - Dua tulisan sebelumnya berisi tentang informasi meningkatnya status dari dua gunung yang ada di pulau Jawa, yaitu Gunung Merapi yang terletak di wilayah Kecamatan Kemalang, Klaten, Jawa Tengah (Jateng) dan satu lagi Gunung Slamet yang berada di lima kabupaten yaitu Banyumas, Brebes, Purbalingga, Tegal, dan Pemalang. Kedua gunung tersebut mengalami peningkatan aktivitas, sampai sempat menimbulkan hujan abu di wilayah sekitar kedua gunung tersebut, meski tidak terlalu tebal.
Indonesia memang memiliki banyak gunung berapi yang masih aktif, yang masih berpotensi menimbulkan bahaya. Dalam 6 bulan terakhir sudah ada 2 gunung yang berturut-turut menyemburkan isinya. Gunung Sinabung yang terletak di Kabupaten Karo, Sumatera Utara dan Gunung Kelud yang terletak di Kediri, Jawa Timur. Tidak hanya keempat gunung yang sudah disebutkan diatas, seperti yang diberitakan tempo.com saat ini ada 22 gunung di Indonesia yang berpotensi bahaya.
Di pulau Jawa ada 7 gunung yang berpotensi bahaya yaitu Gunung Papandayan (Jawa Barat), Gunung Dieng (Jawa Tengah), Gunung Kelud (Kediri, Jawa Timur), Gunung Bromo (Jawa Timur), Gunung Semeru (Jawa Timur), Gunung Raung (Jawa Timur), dan Gunung Ijen (Banyuwangi, Jawa Timur).
Di pulau Sumatera, tercatat ada 5 gunung yang memiliki potensi bahaya yaitu Gunung Sinabung (Sumatera Utara), Gunung Marapi (Sumatera Barat), Gunung Talang (Sumatera Barat), Gunung Kerinci (Jambi), dan Gunung Anak Krakatau yang terletak di perairan selat sunda (Jawa-Sumatera).
Di wilayah Indonesia Timur ada 9 gunung yang berpotensi bahaya, yaitu: Gunung Sangeanapi (Nusa Tenggara Barat), Gunung Rokatenda (Pulau Palu'e, sebelah utara Pulau Folores, Nusa Tenggara Timur), Gunung Soputan (Sulawesi Utara), Gunung Lokon (Sulawesi Utara), Gunung Karangetan (Sulawesi Utara), Gunung Gamalama (Maluku), Gunung Gamkonora (Halmahera, Maluku), Gunung Dukono (Maluku), Gunung Ibu (Sebelah barat Pulau Halmahera, Maluku).
Ada baiknya masyarakat yang tinggal di sekitar gunung-gunung yang tengah bergejolak tersebut waspada, karena gunung-gunung tersebut berpotensi memuntahkan isinya kapan saja. Dan sekian informasi mengenai 22 Gunung Berpotensi Bahaya di Indonesia semoga bermanfaat bagi para pembaca dan pengunjung blog olah warta.
Sumber: tempo.com
Indonesia memang memiliki banyak gunung berapi yang masih aktif, yang masih berpotensi menimbulkan bahaya. Dalam 6 bulan terakhir sudah ada 2 gunung yang berturut-turut menyemburkan isinya. Gunung Sinabung yang terletak di Kabupaten Karo, Sumatera Utara dan Gunung Kelud yang terletak di Kediri, Jawa Timur. Tidak hanya keempat gunung yang sudah disebutkan diatas, seperti yang diberitakan tempo.com saat ini ada 22 gunung di Indonesia yang berpotensi bahaya.
Di pulau Jawa ada 7 gunung yang berpotensi bahaya yaitu Gunung Papandayan (Jawa Barat), Gunung Dieng (Jawa Tengah), Gunung Kelud (Kediri, Jawa Timur), Gunung Bromo (Jawa Timur), Gunung Semeru (Jawa Timur), Gunung Raung (Jawa Timur), dan Gunung Ijen (Banyuwangi, Jawa Timur).
Di pulau Sumatera, tercatat ada 5 gunung yang memiliki potensi bahaya yaitu Gunung Sinabung (Sumatera Utara), Gunung Marapi (Sumatera Barat), Gunung Talang (Sumatera Barat), Gunung Kerinci (Jambi), dan Gunung Anak Krakatau yang terletak di perairan selat sunda (Jawa-Sumatera).
Di wilayah Indonesia Timur ada 9 gunung yang berpotensi bahaya, yaitu: Gunung Sangeanapi (Nusa Tenggara Barat), Gunung Rokatenda (Pulau Palu'e, sebelah utara Pulau Folores, Nusa Tenggara Timur), Gunung Soputan (Sulawesi Utara), Gunung Lokon (Sulawesi Utara), Gunung Karangetan (Sulawesi Utara), Gunung Gamalama (Maluku), Gunung Gamkonora (Halmahera, Maluku), Gunung Dukono (Maluku), Gunung Ibu (Sebelah barat Pulau Halmahera, Maluku).
Ada baiknya masyarakat yang tinggal di sekitar gunung-gunung yang tengah bergejolak tersebut waspada, karena gunung-gunung tersebut berpotensi memuntahkan isinya kapan saja. Dan sekian informasi mengenai 22 Gunung Berpotensi Bahaya di Indonesia semoga bermanfaat bagi para pembaca dan pengunjung blog olah warta.
Sumber: tempo.com
